selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com

Rabu, 21 Desember 2011

Rumah Wartawan Dibakar, Anak Tewas

siapasangka.com, KUPANG --- Dance Henuk, wartawan Tabloid Rote Ndao News, harus kehilangan rumah dibakar oknum-oknum tak dikenal di Rote Ndao, Senin (12/12/2011). Anak kedua Dance, Gino Novitri Henukh, pun meninggal dunia karena shock.

Kasus ini mendapat simpati dan perhatian besar dari kalangan wartawan NTT yang tergabung dalam Forum Solidaritas Jurnalis (FSJ) NTT. Puluhan wartawan yang bekerja di berbagai media cetak dan elektronik menggelar unjuk rasa damai di Mapolda NTT, DPRD NTT dan berakhir di Kantor Gubernur NTT, Senin (19/12/2011) pagi.

Para jurnalis menuntut Kapolda NTT mengusut tuntas dan menangkap pelaku pembakaran rumah Dance.

Unjuk rasa yang digelar FSJ NTT, kemarin, sebagai kepedulian menyikapi beberapa aksi kekerasan yang melanda pekerja pers di NTT. Sebelum aksi pembakaran rumah Dance, kasus kekerasan terhadap wartawan juga melanda jurnalis di Kota Kupang.

Tiga wartawan yakni Deni Fernandez (TVRI) dan Yopi T (Timex) mendapatkan perlakuan kasar dari oknum pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kupang. Aksi itu terjadi saat ketiganya mengkonfirmasi kasus dugaan korupsi bantuan operasional sekolah di salah satu sekolah di Oesapa Kota Kupang.

Penyerangan dan pembakaran rumah Dance Henuk di Rote Ndao diduga terkait pemberitaan tabloid Rote Ndao News dalam dua bulan terakhir. Tabloid itu mewartakan tentang dugaan korupsi alokasi dana desa (ADD) Desa Kuli, Kecamatan Lobalain, yang digunakan untuk pembangunan kantor desa dan pembangunan perumahan transmigrasi lokal.

Belum berakhir kasus tersebut, seorang wartawan Erende Pos bernama Endang Sidin mendapat ancaman dari oknum anggota Satpol PP setempat. Oknum itu mengancam akan membunuh wartawati tersebut bila terus menulis tentang proyek pekerjaan jalan di Desa Duli, Kecamatan Lobalain. Ketakutan diancam, wartawan itu akhirnya memilih mengamankan diri di ruang Sekda Rote Ndao.

Endang baru berhasil dievakuasi setelah Kasat Lantas Rote Ndao mengamankannya.

"Aksi kekerasan terhadap wartawan terjadi lebih pada pemberitaan yang disiarkan para jurnalis terkait berbagai kasus korupsi di daerah ini. Padahal mereka bisa menggunakan hak jawab mereka sesuai ketentuan Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999," ujar Laurens Leba Tukan, wartawan Fajar Bali saat membacakan pernyataan sikap FSJ NTT di depan Kapolda NTT, Brigjen Polisi Ricky HP Sitohang, bersama sejumlah pejabat teras Polda NTT di Mapolda NTT, Senin (19/12/2011).

Puluhan pekerja pers yang tergabung dalam FSJ NTT menggelar unjuk rasa di tiga lokasi dengan rute Mapolda NTT, Gedung DPRD NTT dan berakhir di Kantor Gubernur NTT. Sebelum menuju Polda NTT, para wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik itu berkumpul di Kantor Gubernur NTT di Jalan El Tari Kupang.

Setelah berkumpul, para wartawan sambil membentangkan poster meminta keadilan penegak hukum menuntaskan kasus kekerasan terhadap wartawan berjalan kaki dari Kantor Gubernur ke Mapolda NTT. Setelah berorasi sesaat, Kapolda NTT, Brigjen Polisi Ricky HP Sitohang, didampingi Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Marphin E; berita lainnya

Kabid Humas, Kompol Antonia Pah, dan sejumlah pejabat lainnya langsung menemui pengunjuk rasa. Tak berapa lama kemudian Kapolda Sitohang menemui seluruh pengunjuk rasa di ruang pertemuan Kapolda NTT di lantai dua.

0 komentar:

Popular Posts