selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com selamat datang di siapasangka.com

Minggu, 18 Desember 2011

Argentina Berambisi Selenggarakan Kembali F1

ARGENTINA - Argentina kembali berminat menjadi tuan rumah
penyelenggaraan F1, setelah terakhir dilakukan pada 1998. Niat ini dipicu dengan telah dibangunnya sirkuit baru yang berlokasi di Zarate, sekitar 80 km di luar Buenos Aires.

Sirkuit baru itu didesain oleh tim Populous yang sukses mendesain ulang trek Silverstone (Inggris) dan mengerjakan sirkuit F1 di Mumbai, India. Panjang lintasan secara keseluruhan 5,5 km, "Tapi untuk jalur balap 4,7 km cukup ideal buat F1 dan lombaketahanan sekelas Le Mans," ungkap John Rhodes, Kepala Asosiasi Perancang Sirkuit Populous.

Rhodes menjelaskan lima tahun terakhir pihaknya telah mengembangkan teknologi, perangkat lunak, dan teknik desain melalui simulasi untuk menguji fisik sirkuit ini. Merintis teknik menggunakan simulasi dapat menciptakan secara topografi untuk kecepatan menengah.

Di soal balap F1, Argentina punya sejarah yang mengharumkan. Ketika balap jet darat
masuk ke tingkat kejuaraan dunia 1950, negeri pelahir pesepakbola kesohor seperti
Diego Maradona dan Leonal Messi ini langsung mengukir prestasi spektakular melalui
pebalap Juan-Manuel Fangio. Ia menyandang juara dunia 5 kali (1951 dan 1954-1957).

Pada era 1950-an, Argentina punya banyak pebalap berlaga di F1. Tercatat Oscar Galvia (1953), Jose Froilan Gonzales (1950-1960), Ono Morimon (1951-1954), Carlos Menditeguy (1953-1959), dan Robert Mieres (1953-1954). Tapi, dari semua itu, tidak satu pun punya prestasi hebat.

Malah, pada era 1960-an wakil Argentina tdak ada sama sekali. Baru 1970-an muncul Carlos Reutemann dengan prestasi cukup menggembirakan. Meski tidak sekalipun menyandang juara dunia, ia pernah menduduki runner up dunia pada 1981 bersama tim Williams dan 3 kali peringkat ketiga dunia (75,78, dan 80).

Selain Argentina, Meksiko dan Afrika Selatan juga berambis bisa menyelenggarakan F1 kembali. Termasuk juga Austria dan New Jersey, Amerika.

0 komentar:

Popular Posts